Senin, 18 April 2011

Hadiah termanis di hari lahirku...


Ini bait-bait kata-kata indah
dari suamiku tercinta
di hari lahirku...
Di sela-sela kesibukanku
dengan pekerjaan sekolah
dalam layar kotak inbox hp ku:



"Hari ini segenggam rindu kukirimkan untukmu
Saat bertambah kematanganmu
Saat bungamu semakin mekar mewangi bumi
Ketika cantikmu menebar pelangi di ufuk biru
Cintamu ikhlas tiada bersyarat
Ku ingin kau tahu "kau lah yang tercantik dihatiku".
Selamat ulang tahun istriku

Suami-mu yang ganteng :)

---------------------------------

Selamat ulang tahun cinta
Semoga Allah selalu menjagamu dengan cinta dan kasih sayang-Nya.
Your love
---------------------------------

Dalam doaku kau menjelma langit
Yang meluas bening
Yang menjulang gemilang

Dalam doaku kau menjelma bintang
Yang berkilau asa, yang berkerlip bara

Dalam doaku kau menjelma matahari
Berpendar, pelita hidupku menuju ridha-Nya
Aku mencintaimu, aku mendoakanmu
------------------------------------

Menatap indahnya puisi darimu, aku tersanjung dan bahagia
Terimakasih cinta... untukmu selaksa cinta, segenggam rindu, dan sejuta syukur untuk keikhlasan dan kesabaranmu yang tak berujung, menyertaiku... Selamanya... Semoga Allah meridhainya.

Minggu, 04 Juli 2010

Perjalanan mengingat GAZA



Beberapa hari yang lalu, langkahku terayun menuju salah satu masjid dalam kawasan SDIT di salah sudut kota Depok. sms dari seorang teman menuntunku menuju tempat itu. yah, setengah hati melakoninya sebenarnya, karena acara di masjid itu tepat pukul 1 siang, yang artinya matahari begitu terik, ditambah macetnya jalan margonda(seperti biasa) membuat perjalananku semakin terasa berat. tapi, entahlah, hatiku berkata:kebaikan harus dipaksakan! seraya bergumam dalam doa semoga fikiran, hati, dan ragaku seiya-sekata dalam ikhlas. perjalan yang cukup memeras hati, tenaga, dan fikiran itu, akhirnya berlalu. Entahlah, ada yang cukup aneh sebenarnya (menurutku!) Allah memberiku hadiah, tiba2 saja diujung kelelahanku datang seorang ibu yang tidak aku kenal menawariku naik kendaraan motornya menuju tempat yang sama yang juga aku tuju. tidak sempat aku menanyakan nama orang baik itu, cepat2 ibu itu berlalu dan hanya tersenyum kepadaku. Ya, Sepertinya ibu itu hanya mengharap balas dari Allah saja. Tidak berlama-lama, aku langsung memasuki masjid itu. tidak ada orang yang ku kenal, aku bersabar, sepertinya acara belum dimulai, tidak lama pembicaranya datang, itu mereka, adalah ibu Santi sukanto dan suaminya pak Dzikrullah yang belum lama populer karna muncul dibeberapa stasiun televisi. Ibu Santi, dengan gamis dan jilbab serba hitam, tidak mengurangi keanggunannya, terlihat sangat ramah, begitupun suaminya, dengan peci cepluk putih, mengingatkanku akan sosok dai kondang, Arifin Ilham. setelah sedikit berbasa-basi, mulailah mereka berbicara tentang Palestina. Tentang pengalaman yang mungkin seumur hidup tidak akan pernah mereka lupakan. pengalaman yang mereka yakini sudah tertera di lauhul mahfuzh lama sebelum mereka ada. penyerangan yang mereka syukuri, karna dengan itu, dunia tau siapa teroris sebenarnya, pengalaman yang tidak pernah mereka sesali, dan tidak sedikitpun membuat mereka gentar dan takut untuk kembali ke Gaza. hatiku bicara, Begitu dalamkah Allah menanamkan cinta akan tanah jihad palestina, Begitukah cara Allah menguatkan hati orang2 beriman, hingga tidak ada rasa takut meski harus berkorban nyawa. Aku merasa tertegur, teringat kata2 seorang ustadz : nurani harus terus di asah, jangan biarkan mengeras, hingga tak bisa lagi merasa, nauzubillah. bersyukur aku hadir kala itu, kesibukanku sebagai istri dan ibu melalaikanku mengingat Gaza. terhenyak mendengar puisi karya Taufik Ismail tentang Gaza... " Masihkah kami mengingatmu Palestina...."